Jakarta - Pemerintah Indonesia mulai menunjukkan langkah konkret dalam merealisasikan janji kampanye penciptaan 19 juta lapangan kerja melalui peluncuran program magang bergaji Rp3,3 juta. Program ini akan dibuka mulai 15 Oktober 2025 dan menargetkan 20.000 peserta fresh graduate yang baru lulus maksimal satu tahun.
Program magang ini merupakan bagian dari paket stimulus ekonomi “8+4+5” yang digagas oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Dalam debat Pilpres 2024, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan komitmen untuk membuka 19 juta lapangan kerja, termasuk 5 juta pekerjaan ramah lingkungan (green jobs). Magang bergaji ini menjadi salah satu pintu masuk bagi generasi muda ke dunia kerja formal.
Dengan durasi magang selama enam bulan dan uang saku setara Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu sekitar Rp3,3 juta per bulan, pemerintah berharap program ini dapat mengurangi angka pengangguran yang mencapai 7,28 juta orang per Februari 2025. Program ini juga diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
Pendaftaran dilakukan melalui platform SIAPkerja ID, yang akan menampung lowongan dari perusahaan BUMN dan swasta yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Perusahaan yang ikut serta wajib memiliki izin usaha dan terdaftar di sistem WLKP (Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan).
Menurut Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, program ini akan berlangsung dalam dua fase: pertama, perusahaan memposting lowongan magang; kedua, peserta memilih posisi yang sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikan mereka. Dengan sistem ini, proses rekrutmen menjadi lebih transparan dan terintegrasi.
Magang bergaji ini juga menjadi bagian dari strategi hilirisasi industri yang diusung pemerintahan Prabowo-Gibran. Selain sektor tambang, hilirisasi akan diperluas ke bidang pertanian, maritim, dan digital. Peserta magang diharapkan dapat berkontribusi langsung dalam proses ini dan berpotensi direkrut sebagai tenaga kerja tetap.
Di sisi lain, program ini menjadi respons atas tuntutan publik, termasuk mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), yang meminta kejelasan realisasi janji kampanye. Mereka menuntut adanya roadmap dan indikator pencapaian yang jelas agar publik dapat mengawasi progres secara objektif.
Koalisi Indonesia Maju Plus (KIM Plus), yang mendukung pemerintahan saat ini, memiliki kekuatan mayoritas di DPR RI. Dengan dukungan politik yang kuat, publik berharap program magang ini bukan hanya simbolis, melainkan menjadi awal dari transformasi besar dalam penciptaan lapangan kerja yang inklusif dan berkelanjutan.
Jika dijalankan secara konsisten dan diperluas cakupannya, program magang bergaji Rp3,3 juta berpotensi menjadi katalisator utama dalam mencapai target 19 juta lapangan kerja. Pemerintah kini ditantang untuk menjaga momentum dan memastikan bahwa setiap kebijakan benar-benar berdampak bagi masyarakat luas. (MNW)